Penulisan Karya Ilmiah  

Diposting oleh Mr. yoss INSTALLER

BAB VI
PENULISAN KARYA ILMIAH


1. Pengantar
Anda dapat menjadi penulis yang terampil jika Anda terus-menerus berlatih. Namun demikian, pengetahuan yang memadai sehubungan dengan penulisan, akan banyak menolong Anda. Hal ini akan lebih terasa jika Anda menulis karangan yang formal, misalnya laporan penelitian, atau karangan ilmiah lainnya. Dalam hal ini, Anda dituntut memenuhi persyaratan tertentu sehingga Anda harus merencanakannya dengan baik.
Tulisan ini memberikan gambaran menyeluruh kepada Anda mengenai tahap pertama proses penulisan, khususnya penulisan secara formal. Pembahasannya meliputi tahap persiapan, mulai dari pemilihan dan pembatasan topik, perumusan, sumber bahan penulisan, kerangka dan pola organisasi karangan.
Dalam penyelesaian tugas laporan penelitian, Anda harus tetap menerapkan EYD, memilih kata-kata yang memenuhi persyaratan kesesuaian dan ketepatan, serta menggunakan kalimat yang efektif. Pengetahuan Anda tentang klasifikasi dan penalaran sangat diperlukan, terutama pada waktu menyusun kerangka dan menentukan organisasi karangan.
Karangan ilmiah perlu ditunjang dengan penggunaan kutipan. Kutipan dimaksudkan untuk lebih memperkuat suatu gagasan yang Anda kemukakan dalam tulisan ilmiah tersebut. Penulisan karya ilmiah harus memenuhi kelengkapan sistematika penulisan serta konvensi yang harus diikuti dalam aturan penulisan karya ilmiah.
2. Standar Kompetensi
Setelah mempelajari modul ini, mahasiswa diharapkan dapat merencanakan karangan, mampu mengembangkan karangan sesuai dengan sistematika penulisan karya ilmiah, dan mampu membedakan kutipan langsung dan tak-langsung dalam penulisan karya ilmiah, membedakan berbagai teknik penulisan kutipan dalam penulisan karya ilmiah, menulis karya ilmiah dengan menggunakan berbagai teknik penulisan kutipan, langsung maupun tak langsung, menyusun daftar pustaka dari berbagai sumber kutipan yang terdapat dalam karya ilmiah, sehingga mahasiswa dapat menulis karya ilmiah secara benar.
3. Materi
3.1. Perencanaan Karangan
Penulisan karangan formal, seperti makalah penelitian, skripsi atau karangan ilmiah lainnya, menuntut beberapa persyaratan untuk dipenuhi. Karangan ini menyangkut isi, bahasa, dan teknik penyajiannya. Karena itu, karangan formal, terutama yang cukup panjang, perlu direncanakan dengan baik terlebih dahulu.
Tentu saja Anda tidak perlu bersusah-payah membuat perencanaan atau kerangka karangan, jika Anda hanya menulis surat pribadi kepada teman atau menulis karangan pendek yang bahannya sudah siap di kepala Anda. Dalam hal ini, kegiatan menulis merupakan satu kegiatan tunggal, dan kerangka karangan cukup di dalam pikiran Anda saja. Tetapi, jika Anda akan menyusun tesis atau makalah ilmiah (project paper, misalnya), sebaiknya Anda merencanakannya lebih dahulu.
Secara teoretis, proses penulisan meliputi 3 tahap utama, yaitu tahap prapenulisan, penulisan, dan revisi.ini tidak berarti bahwa kegiatan-kegiatan penulisan itu kita lakukan secara terpisah-pisah. Pada tahap prapenulisan Anda membuat persiapan-persiapan yang akan Anda pergunakan pada tahap penulisan. Dengan kata lain, Anda merencanakan karangan Anda.
Tahap penulisan merupakan tahap ekspresi dan pengembangan gagasan yang telah Anda tuliskan dalam bentuk kerangka kerja. Dengan menggunakan kalimat, ungkapan, frase, dan kata-kata, Anda mengembangkan gagasan atau ke dalam paragraf atau bab-bab. Dalam hal ini, perlu Anda pilih macam karangan apa yang paling sesuai dengan tujuan dan bahan Anda; Paparan, argumentasi, atau persuasi. Pada tahap ini, hal yang sangat penting untuk Anda perhatikan ialah bagaimana Anda dapat mengungkapkannya secara efektif, logis/sistematik, dalam bahasa Indonesia yang baik dan benar.
Tahap terakhir dalam proses penulisan ialah revisi. Revisi ini pada prakteknya Anda lakukan juga pada tahap-tahap persiapan dan penulisan. Namun demikian, setelah tulisan Anda lakukan suatu peninjauan kembali secara menyeluruh, yaitu mengenal:
1. Relevansi : apakah seluruh tulisan sejalan dengan tujuan/tesis?
2. Paragraf : apakah sudah memenuhi semua persyaratan?
3. Pilihlah kata dan kalimat: apakah cukup baku, komunikatif, informatif, dan tidak menimbulkan salah paham?
4. Teknik dan sistematika penulisan: apakah sesuai dengan logika pernyataan maksud/tesis?
5. Pungtuasi dan ejaan: apakah sesuai dengan peraturan yang berlaku?
Dalam pelaksanaannya, ketiga tahap itu sering bertumpang tindih, sulit dipisahkan secara jelas, terutama jika Anda menulis suatu esei pendek. Anda baru akan melalui tahap-tahap itu secara lebih teratur, bila Anda menyusun makalah yang cukup panjang atau karangan yang terdiri dari beberapa bab.
3.1.1. Pemilihan Topik
Kegiatan yang pertama ialah memilih topik. Memilih topik berarti memilih apa yang akan menjadi pokok pembicaraan dalam tulis Anda. Topik itu dapat Anda peroleh dari berbagai sumber, yaitu : pengalaman, pengamatan, pendapat / penalaran, dan khayalan. Topik-topik karangan ilmiah banyak yang bersumber pada pengamatan, pengalaman dan penalaran.
Dalam memilih topik untuk karangan ilmiah, ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan:
1. Ada manfaatnya untuk perkembangan ilmu atau profesi Anda
2. Cukup menarik untuk dibahas
3. Anda kenal dengan baik
4. Bahannya dapat Anda peroleh
5. Tidak terlalu luas dan tidak terlalu sempit
Butir kelima ini akan membicarakan sehubungan dengan kegiatan prapenulisan selanjutnya.

3.1.2. Pembatasan Topik
Kegiatan yang kedua ialah membatasi topik. Jika Anda sudah merasa sesuai dengan topik yang Anda pilih, maka selanjutnya Anda membatasinya. Di atas sudah disebutkan bahwa salah satu persyaratan topik itu tidak boleh terlalu luas atau terlalu sempit. Topik yang terlalu luas tidak memberikan kesempatan kepada Anda untuk membahasnya secara mendalam, apalagi jika waktu Anda terbatas. Sebaliknya, topik yang terlalu sempit akan bersifat sangat khsusus dan tidak banyak gunanya untuk bidang profesi Anda, kecuali jika Anda melaporkan hasil suatu studi kasus. Karena itu, sejak taraf permulaan penulisan Anda harus sudah membatasinya.
Tentu saja, Anda dapat langsung memikirkan suatu topik yang terbatas seperti “Imbuhan Pembentuk Kata Kerja di dalam Bahasa Indonesia yang Dipergunakan oleh Para Penulis Remaja”.

3.1.3. Judul Karangan
Dalam pelaksanaannya, topik yang telah Anda pilih itu Anda nyatakan dalam suatu judul karangan. Samakah topik dengan judul? Tidak, topik ialah pokok pembicaraan, sedang judul ialah nama, titel, atau semacam label untuk suatu karangan. Pernyataannya mungkin sama, mungkin juga tidak. Judul karangan fiktif (rekaan) kerapkali tidak menunjukkan topinya. Roman Layar Terkembang misalnya, tidak membicarakan layar dalam arti yang sebenarnya. Akan tetapi, judul karangan ilmiah harus dipikirkan secara bersungguh-sungguh dengan mengingat beberapa persyaratan, antara lain:
1. Harus sesuai dengan topik/isi dan jangkauannya
2. Sebaiknya dinyatakan dalam frase bukan kalimat
3. Sesingkat mungkin
4. Sejelas mungkin, tidak dinyatakan dalam kata kiasan dan tidak mengandung kata bermakna ganda.
Judul suatu karangan memang dapat ditentukan kemudian. Tetapi kalau Anda akan menulis tesis atau project paper, lebih dulu Anda harus menentukan topik/judulnya dan membicarakannya dengan pembimbing Anda.
Berikut ini tercantum beberapa contoh topik/judul yang cukup terbatas:
1. Tanah Kritik di Indonesia: Cara Mengatasinya
2. Pengaruh Pembukaan Jalan Raya Terhadap Cara Hidup Rakyat di Desa Maja
3. Kemungkinan Mekanisme Pertanian di Sumatera Barat
4. Kemungkinan Pengurangan Arus Urbanisasi ke Jakarta
5. Pemakaian Bahasa Inggris di dalam Surat Kabar di Indonesia

3.2. Tujuan Penulisan

Rumusan tujuan penulisan adalah suatu gambaran atau perencanaan menyeluruh yang akan mengarahkan Anda dalam penulisan selanjutnya. Dengan menentukan tujuan penulisan, Anda tahu apa yang harus Anda lakukan pada tahap penulisan, Anda tahu bahan apa yang Anda perlukan, organisasi karangan macam apa yang akan terapkan, dan mungkin juga sudut pAndangan yang Anda pilih. Penentuan tujuan merupakan penentuan yang pokok yang akan mengarahkan dan membatasi penentuan-penentuan khusus yang tidak mengembangkan gagasan serupa itu, tujuan itu Anda tuliskan dalam bentuk persyaratan maksud.

3.2.1. Tesis
Sebuah tesis adalah sebuah kalimat yang merupakan kunci untuk seluruh tulisan, seperti halnya kalimat utama dalam suatu paragraf. Dengan demikian, tesis Anda juga merupakan kalimat utama untuk paragraf pertama dalam karangan Anda.


Contoh
Tesis : Sistem pendidikan di Indonesia dewasa ini dirasakan tidak sesuai lagi dengan kebutuhan bangsa Indonesia sebagai bangsa yang modern, sehingga perlu diperbaharui.
Tesis pada contoh di atas memberitahukan kepada pembaca bahwa uraian selanjutnya mengenai sistem pendidikan yang sudah tidak sesuai lagi dengan kebutuhan bangsa dan perlunya pembaharuan sistem tersebut. jadi, dari kalimat itu pembaca dapat memperkirakan bahwa uraian selanjutnya sudah mencakup: 1) sistem pendidikan Indonesia dewasa ini ditinjau dari kebutuhan bangsa Indonesia sebagai bangsa yang modern dan 2) ke arah pembaharuan sistem pendidikan Indonesia.
Selanjutnya, suatu tesis juga akan turut menentukan urutan pembahasan dan materi atau informasi yang Anda perlukan. Ini tidak berarti bahwa Anda baru mempelajari fakta-fakta atau informasi-informasi sesudah Anda menetapkan tesis. Sebaliknya, pengamatan atau pengetahuan Anda tentang fakta tertentu akan mengarahkan Anda dalam memikirkan tesis Anda dan kemudian dengan tesis itu Anda menentukan fakta atau informasi mana yang Anda perlukan.
Agar efektif, suatu tesis hendaknya terbatas, utuh, dan tepat. Tesis yang terbatas akan menunjukkan pendekatan mana yang akan diambil dalam pembahasan selanjutnya. Dengan begitu, juga akan membatasi sampai di mana pembahasan akan dilakukan. Tesis seperti “Banyak kekayaan tersimpan di lautan Indonesia” adalah contoh tesis yang umum, tidak cukup terbatas. Tesis ini mungkin dapat dipecahkan ke dalam beberapa tujuan:
Contoh
Tesis (umum): Banyak kekayaan tersimpan di lautan Indonesia.
Terbatas:
1. Di perairan Indonesia sebelah Timur banyak hidup tiram mutiara yang mungkin dapat dibudidayakan.
2. Lautan Indonesia merupakan sumber energi potensial di masa datang.
3. Jika dibandingkan dengan kekayaan di daratan, kekayaan di lautan Indonesia belum banyak dimanfaatkan oleh rakyat Indonesia.
4. dan seterusnya.
Tujuan-tujuan di atas dapat dibahas dalam beberapa esei.
Tesis yang tidak terbatas tidak memberikan petunjuk kepada Anda bagaimana Anda menangani topik Anda. Persyaratan itu hanya memungkinkan Anda menulis tentang susuatu tanpa memberikan petunjuk tentang apa yang akan dibahas dan bagaimana membahasnya.

3.2.2. Pernyataan Maksud
Di atas telah diuraikan, tesis hanya terdapat di dalam tulisan yang mengembangkan gagasan secara dominan. Jika Anda ingin menjelaskan kejadian yang mendahului suatu kecelakaan di sebuah bengkel kerja, Anda tidak akan mengembangkan suatu gagasan secara dominan dalam tulisan Anda itu. Dalam hal ini, Anda menyatakan tujuan itu dalam bentuk pernyatan maksud.
Contoh pernyataan maksud di bawah ini dengan jelas menunjukkan tujuan penulisan dan membantu penulis mengembangkan karangannya.
Contoh:
1. Tujuan makalah ini ialah membahas perbedaan pAndangan politik tokoh X dan Y mengenai tindakan pemerintah Z terhadap para gerilyawan.
2. Dalam makalah ini akan diuraikan bagaimana pujian dapat meningkatkan motivasi belajar anak-anak SD.
3. Penulis ingin mengemukakan peristiwa-peristiwa yang mendahului pecahnya Perang Diponegoro.
4. Apa yang menyebabkan kenakalan remaja pada umumnya?
Penulis akan mengemukakan tiga hal yang erat hubungannya dengan pendidikan keluarga.
Pernyataan maksud di atas tidak hanya mengungkapkan tujuan penulisan, melainkan juga menunjukkan arah pengembangan karangan selanjutnya. Pernyataan itu sekaligus mencakup struktur tulisan dan bahan yang diperlukan.

3.3 Bahan Penulisan
Jika tujuan sudah jelas, maka Anda dapat menentukan bahan atau materi penulisan, macamnya,dan berapa luasnya. Yang dimaksud dengan bahan penulisan ialah informasi atau data yang dipergunakan untuk mencapai tujuan penulisan. Data tersebut mungkin merupakan contoh-contoh perincian atau detail, perbandingan, sejarah kasus, fakta, hubungan sebab-akibat, pengujian dan pembuktian, angka-angka, kutipan, gagasan, dan sebagainya yang dapat membantu Anda dalam mengembangkan topik.
Bahan penulisan dapat dikumpulkan baik pada tahap prapenulisan maupun penulisan. Untuk suatu masalah kecil yang tujuannya telah jelas di dalam pikiran Anda, penetapan dan pengumpulan bahannya dapat Anda lakukan pada tahap penulisan. Tetapi untuk suatu karangan besar seperti skripsi kesarjanaan, bahan-bahannya harus Anda kumpulkan dulu sebelum tahap penulisan yang sebenarnya dimulai. Mungkin Anda memerlukan bahan dari beberapa sumber informasi, bahkan mungkin Anda harus mengadakan pengamatan atau penelitian yang memakan waktu lama.
Sebagian besar dari bahan penulisan, dapat diperoleh dari dua sumber utama, yaitu inferensi dan pengalaman. Inferensi ialah kesimpulan atau nilai-nilai yang Anda tarik dari pengalaman Anda. Inferensi itu kemudian akan menjadi bagian dari pengalaman Anda dan mungkin menjadi dasar penarikan inferensi baru. Pengalaman ialah semua pengetahuan yang telah Anda peroleh melalui persepsi indrawi. Pengamalan itu mungkin bersumber pada pengamatan langsung, atau dari bacaan, atau studi kepustakaan. Agar mendapat menggunakan kedua sumber itu dengan baik diperlukan latihan.
Anda dapat melakukan pengamatan secara cermat dengan berlatih melihat suatu obyek dengan lebih teliti dari jarak yang lebih dekat. Dalam hal ini tentu saja diperlukan konsentrasi dan minat yang memadai. Jika Anda tidak memiliki perhatian dan minat terhadap detail sesuatu, maka Anda hanya akan menangkap kesan umum yang kerap kali kurang jelas. Dengan demikian Anda juga tidak akan menggunakan diksi yang spesifik untuk detail tertentu di dalam tulisan Anda, Anda hanya akan menggunakan ungkapan-ungkapan umum yang menggambarkan kesan umum itu. Misalnya, sesudah mengamati kesehatan anak-anak nelayan di suatu desa nelayan, Anda hanya mengemukakan kesimpulan bahwa kesehatan mereka tidak memuaskan. Anda tidak mengemukakan misalnya: penyakit apa yang terdapat di kalangan anak-anak itu, penyebabnya, berapa persen yang meninggal akibat penyakit itu, dan sebagainya. Akan tetapi, harus diingat bahwa detail itu tentu saja dikemukakan sesuai dengan tujuan penulisan.
Bahan yang Anda peroleh dari pengalaman, dapat Anda pakai sebagai dasar inferensi. Inferensi itu mengandung unsur pemikiran subyektif Anda. Jadi, merupakan karya pribadi Anda berdasarkan bahan asli.
Inferensi dapat Anda peroleh dengan cara analisis atau sintesis. Analisis ialah proses penguraian sesuatu ke dalam bagian-bagiannya, sedangkan sintesis ialah proses penggabungan kembali bagian-bagian yang terpisah ke dalam suatu kebulatan baru.
Contoh:
Seorang siswa SMA mencoba menghafalkan sebuah sajak yang cukup panjang. Mula-mula ia mempelajari bait demi bait. Diperhatikannya hubungan antara baris-baris di dalam bait, kemudian antara bait-bait, lalu diperhatikannya bagaimana urutannya. Akhirnya ia dapat menghafalkan sajak tersebut dan mendeklamasikannya dengan baik.
Pekerjaan memecahkan sajak ke dalam bait demi baris kemudian mempelajari/menelaahnya, merupakan contoh analisis. Bagian-bagian yang sudah dipahami dengan jelas itu kemudian disintesiskan, yaitu dengan menghafalkan dan mendeklamasikannya sebagai suatu sajak yang utuh.
Inferensi juga dapat diperoleh dengan cara analogi yaitu dengan melihat persamaan-persamaan yang terdapat antara sesuatu yang sudah diketahui dan sesuatu yang baru; atau dengan kata lain menarik kebenaran tentang gejala khusus berdasarkan atas kebenaran gejala khusus serupa yang sudah diketahui atau diterima.
Sumber bahan yang penting di samping pengamatan langsung ialah pengamatan tak langsung melalui bacaan. Proses yang terjadi pada pengamatan ini lebih kompleks. Pada waktu membaca, Anda berhadapan dengan dua macam pengamatan, yaitu pengamatan penulis dan pengamatan Anda sendiri. Anda akan menghadapi dua inferensi: Inferensi penulis berdasarkan pengalamannya, dan inferensi yang Anda lakukan berdasarkan atas bacaan Anda. Yang penting di sini ialah bagaimana tanggapan Anda tentang bacaan itu. Tanggapan tersebut mungkin berupa interprestasi, yaitu jika Anda memberikan arti terhadap bacaan, atau berupa kritik jika Anda memberikan penilaian terhadapnya. Akan tetapi baik interprestasi maupun kritik, Anda peroleh melalui bacaan. Keduanya merupakan kesan Anda sebagai pengamat dan bagaimana Anda menanggapinya. Dengan demikian di dalam interprestasi dan kritik selalu ada unsur subyeknya. Untuk mengurangi pengaruh unsur subyektif itu maka keduanya harus betul-betul didasarkan atas teks bacaan.

3.4. Sistematika Laporan Ilmiah
Sistematika laporan ilmiah secara umum dapat dikelompokkan atas tiga bagian yakni bagian awal, bagian inti, dan bagian akhir. Mengingat beragamnya hasil penelitian mahasiswa program studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia dan Daerah FKIP UNIB, berikut ini akan dikemukakan beberapa formal (model) yang dapat digunakan sebagai pedoman dalam laporan ilmiah tersebut. Format yang akan dikemukakan dalam pedoman ini mencakup penelitian kuantitatif, kualitatif. Secara singkat diuraikan berikut ini.

A. FORMAT LAPORAN ILMIAH PENELITIAN KUANTITATIF

 Bagian Awal
a. Halaman sampul
b. Halaman judul
c. Lembar persetujuan dan pengesahan laporan
d. Lembar pengesahan penguji
e. Motto (kalau ada)
f. Abstrak
g. Kata pengantar
h. Daftar isi
i. Daftar tabel, gambar, lampiran

 Bagian Inti
BAB.I. PENDAHULUAN
a. Latar Belakang Masalah
b. Rumusan Masalah
c. Ruang Lingkup Penelitian
d. Tujuan Penelitian
e. Kegunaan Penelitian
f. Definisi Istilah

BAB.II. KAJIAN PUSTAKA
a. Kerangka Teori
b. Kerangka Berpikir
c. Asumsi (Kalau Ada)
d. Hipotesis (Kalau Ada)

BAB.III. METODOLOGI PENELITIAN
a. Metode Penelitian
b. Populasi dan Sampel
c. Definisi Operasional Variabel
d. Instrumen Penelitian
e. Teknik Pengumpulan Data
f. Teknik Analisis Data

BAB.IV. HASIL PENELITIAN
a. Deskripsi Data
b. Pengujian hipotisis
c. Pembahasan
 Bagian Akhir
BAB V. KESIMPULAN dan SARAN
a. Kesimpulan
b. Saran
c. Daftar Pustaka
d. Lampiran-lampiran
e. Riwayat Hidup


Untuk memperoleh gambaran yang lebih jelas masing-masing komponen dalam penelitian kuantitatif, berikut ini akan diuraikan secara singkat.


1. BAGIAN AWAL
a. Halaman Sampul
Halaman sampul berisi : judul laporan ilmiah, lambang Universitas Bengkulu, kata laporan ilmiah, nama dan nomor pokok mahasiswa (NPM), dan diikuti dengan nama program studi, jurusan, fakultas, dan universitas. Semua huruf dicetak dengan hurup kapital, diatur secara simetris dan serasi. Contoh dapat dilihat pada lampiran 1.

b. Halaman Judul
Halam judul ini memuat : judul laporan ilmiah, lambang Universitas Bengkulu, kata laporan ilmiah nama dan nomor pokok mahasiswa (NPM), teks berikut “Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Guna Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia dan Daerah”. Diikuti nama program studi, jurusan, fakultas, dan universitas, serta tahun ujian. Contoh dapat dilihat pada lampiran 2.

c. Lembar Persetujuan dan Pengesahan Laporan Ilmiah
Lembaran ini merupakan pengesahan dari pihak pembimbing dan pejabat jurusan dan dekan FKIP Universitas Bengkulu. Lembar persetujuan dan pengesahan ini berisi : judul laporan ilmiah, kata laporan ilmiah, nama dan NPM mahasiswa, teks Disetujui dan disahkan oleh:, pembimbing utama dan pendamping, ketua jurusan pendidikan bahasa dan seni dan dekan FKIP Universitas Bengkulu. Contoh dapat dilihat pada lampiran 3.

d. Lembar Pengesahan Dewan Penguji
Lembar ini terdiri dari judul laporan ilmiah, kata laporan ilmiah, tek Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji Fakultas Keguruan dan Ilmu pendidikan Universitas Bengkulu, Nama dan NPM mahasiswa, teks Ujian dilaksanakan pada : hari, tanggal, waktu (pukul), tempat, dewan penguji. Contoh dapat dilihat pada lampiran 4.
e. Daftar Lampiran
Daftar lampiran memuat nomor lampiran, judul lampiran, serta nomor halaman lampiran. Judul tabel yang terdiri dari dua baris diketik dengan spasi tunggal. Antara judul tabel satu dengan yang lain diketik spasi gAnda. Contoh dapat dilihat pada lampiran 7.

f. Motto dan Persembahan (kalau ada)
Motto dapat diperoleh dari berbagai sumber baik kitab suci maupun pendapat para tokoh atau ahli. Sedangkan persembahan merupakan ungkapan yang ditujukan baik pada seseorang yang berjasa maupun pada almamaternya.

g. Abstrak
Abstrak merupakan intisari laporan ilmiah yang dikemukakan secara padat. Cakupan isi dalam abstrak meliputi ; tujuan penelitian, metode yang digunakan, hasil yang diperoleh, dan kesimpulan yang dirumuskan.
Penulisan abstrak diawali dengan tulisan Abstrak di tengah halaman bagian atas, dengan menggunakan huruf kapital secara simetris tanpa tAnda titik. Nama penulis diketik dengan jarak 2 spasi dari kata abstrak di tepi kiri dengan urutan nama akhir diikuti tAnda koma, nama awal, dan nama tengah (bila ada) diakhiri titik. Judul laporan ilmiah ditulis dengan huruf kecil kecuali huruf pertama setiap kata dan diakhiri dengan tAnda titik, diikuti nama pembimbing satu dan dua ditulis secara lengkap.
Dalam teks abstrak dicantumkan kata kunci yang ditempatkan di bawah nama dosen pembimbing. Jumlah kata kunci berkisar antara dua sampai lima kata. Kata kunci diperlukan untuk komputerisasi sistem informasi ilmiah.
Teks dalam abstrak dicantumkan kata kunci yang ditempatkan dibawah nama dosen pembimbing. Jumlah kata kunci berkisar antara dua sampai lima kata. Kata kunci diperlukan untuk komputerisasi sistem informasi ilmiah.
Teks dalam abstrak ditulis dengan spasi tunggal dengan panjang halaman tidak melebihi satu halaman kertas kuarto. Contoh format abstrak dapat dilihat pada lampiran 5.

h. Kata Pengantar
Dalam kata pengantar dicantumkan ucapan terima kasih penulis kepada orang-orang, lembaga, organisasi, atau pihak-pihak lain yang telah banyak membantu dalam penyelesaian penulisan laporan ilmiah. Judul (tulisan) KATA PENGANTAR, diketik dengan huruf kapital, ditulis secara simetris di batas atas tanpa tAnda titik. Teks kata pengantar ditulis dengan menggunakan spasi gAnda. Panjang halaman maksimal dua halaman kertas ukuran kuarto. Pada bagian akhir teks (bagian pojok kanan bawah) dicantumkan kata yang menunjukkan tempat, bulan, tahun, dan dibubuhi kata penulis.

i. Daftar Isi
Tulisan DAFTAR ISI diketik dengan huruf kapital, simetris di batas atas bidang pengetikan, tanpa tAnda titik. Daftar isi memuat judul bab yang diketik dengan huruf kapital dan judul subbab yang ditulis dengan huruf kecil kecuali huruf awal kalimat yang bukan kata hubung dan dikuti nomor halaman. Contoh format dapat dilihat pada lampiran 6.

j. Daftar Tabel
Tulisan DAFTAR TABEL diketik dengan huruf besar secara simetris tanpa tAnda titik. Daftar tabel memuat nomor tabel, judul tabel, serta nomro halaman di mana tabel dimuat. Judul tabel yang dimuat dua baris diketik dengan spasi tunggal. Antara judul tabel satu dengan yang lain diketik dengan spasi gAnda. Contoh dapat dilihat pada lampiran 7.


2. ISI BAGIAN INTI
Bagian inti laporan ilmiah terdiri dari lima bab yaitu Pendahuluan, Kajian Pustaka, Metode Penelitian, Hasil Penelitian, Kesimpulan dan Saran. Rincian isi dari masing-asing bab diuraikan sebagai berikut.

BAB I PENDAHULUAN
Pendahuluan adalah bab pertama dari laporan ilmiah yang mengantarkan pembaca untuk dapat menjawab pertanyaan apa yang diteliti, untuk apa dan mengapa penelitian itu dilakukan. Pada bab pendahuluan ini memuat (1) latar belakang masalah, (2) rumusan masalah, (3) ruang lingkup penelitian, (4) tujuan penelitian, (5) kegunaan penelitian.

a. Latar Belakang
Di dalam bagian ini dikemukakan adanya kesenjangan antara harapan dan kenyataan, baik kesenjangan teoritik maupun kesenjangan praktis yang melatarbelakangi masalah yang diteliti. Di dalam latar belakang masalah ini dipaparkan secara ringkas teori, hasil-hasil penelitian, kesimpulan seminar/ diskusi ilmiah, dan pengalaman atau pengamatan pribadi yang terkait erat dengan pokok masalah yang diteliti. Dengan demikian, masalah yang dipilih untuk diteliti mendapat landasan berpijak yang lebih kokoh.

b. Rumusan Masalah
Rumusan masalah hendaknya disusun secara singkat, padat, jelas dan dituangkan dalam bentuk kalimat tanya/pernyataan. Rumusan masalah yang baik akan menampakkan variabel-variabel yang diteliti, jenis atau sifat hubungan antara variabel-variabel tersebut, dan subjek penelitian. Selain itu, rumusan masalah hendaknya dapat diuji secara empiris, dalam arti memungkinkan dikumpulkannya data untuk menjawab pertanyaan yang diajukan.
Perumusan masalah merupakan upaya untuk menyatakan secara tersurat pertanyaan –pertanyaan yang ingin dicarikan jawabannya. Perumusan masalah merupakan pernyataan yang lengkap dan rinsi mengenai ruang lingkup masalah yang akan diteliti berdasarkan pembatasan masalah.

c. Ruang Lingkup
Yang dikemukakan pada bagian ruang lingkup adalah variabel-variabel yang diteliti, populasi atau subjek penelitian, dan lokasi penelitian. Dalam bagian ini dapat juga dipaparkan penjabaran variabel-variabel menjadi subvariabel beserta indikator-indikatornya.

d. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian mengungkapkan sasaran yang ingin dicapai dalam penelitian. Tujuan penelitian mengacu pada rumusan masalah penelitian. Perbedaannya terletak pada cara merumuskannya. Masalah penelitian dirumuskan dengan menggunakan kalimat tanya, sedangkan tujuan penelitian dituangkan dalam bentuk kalimat pertanyaan.

e. Kegunaan Penelitian
Pada bagian ini ditunjukkan kegunaan atau pentingnya penelitian terutama bagi pengembangan ilmu atau pelaksanaan pembangunan dalam arti luas. Dengan kata lain, uraian dalam subbab kegunaan penelitian berisi alasan kelayakan atas masalah yang diteliti.

BAB II KAJIAN PUSTAKA

Kajian pustaka dalam penelitian ini memuat kerangka teoritis, kerangka berpikir, asumsi penelitian (jika ada), dan hipotesis penelitian. Secara singkat isi pada masing-masing aspek tersebut diuraikan berikut ini.

a. Kerangka Teoretis
Kerangka teoretis memuat dua hal pokok yaitu deskripsi teoretis tentang objek (variabel) yang diteliti dan kesimpulan tentang kajian yang antara lain berupa argumentasi atas hipotesis yang diajukan dalam bab yang mendahuluinya. Untuk dapat memberikan deskripsi teoritis terhadap variabel yang diteliti, maka diperlukan adanya kajian teori yang mendalam. Selanjutnya, argumentasi atas hipotesis yang diajukan menuntut peneliti untuk mengintegrasikan teori yang dipilih sebagai lAndasan penelitian dengan hasil kajian mengenai temuan penelitian yang relevan.
Bahan-bahan kajian pustaka dapat diangkat dari berbagai sumber seperti jurnal penelitian, disertasi, tesis, skripsi, laporan penelitian, buku teks, makalah, dan sebagainya. Akan lebih baik kajian teoritis dan telaah terhadap temuan-temuan penelitian didasarkan pada sumber kepustakaan primer, yaitu bahan pustaka yang isinya bersumber pada temuan penelitian. Sumber sekunder dapat digunakan sebagai penunjang.

b. Kerangka Berpikir
Kerangka berpikir memuat rumusan dari teori-teori yang relevan. Di sini peneliti diharapkan mengintegrasikan teori-teori yang telah diuraikan pada kerangka teoritis dalam bentuk kerangka berpikir sebagai lAndasan dalam melakukan penelitian.

c. Asumsi Penelitian
Asumsi penelitian adalah anggapan-anggapan dasar tentang suatu hal yang dijadikan pijakan berpikir dan bertindak dalam melaksanakan penelitian. Asumsi dapat bersifat substantif dan metodologis. Asumsi substantif berhubungan dengan permasalahan penelitian, sedangkan asumsi metodologis berkenaan dengan metodologi penelitian. Asumsi boleh ada boleh tidak.

d. Hipotesis Penelitian
Tidak semua penelitian kuantitatif memerlukan hipotesis penelitian. Penelitian kuantitatif yang bersifat eksploratif dan deskriptif tidak memerlukan hipotesis.
Secara prosedural hipotesis penelitian diajukan setelah peneliti melakukan kajian pustaka, karena hipotesis penelitian adalah rangkuman dari kesimpulan-kesimpulan teoritis yang diperoleh dari kajian pustaka. Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap masalah penelitian yang secara teoritis dianggap paling mungkin dan paling tinggi tingkat kebenarannya. Rumusan hipotesis hendaknya bersifat definitif atau direksional. Artinya, dalam rumusan hipotesis tidak hanya disebutkan adanya hubungan atau perbedaan antaravariabel, melainkan telah ditunjukkan sifat hubungan atau keadaan perbedaan itu.
Rumusan hipotesis yang benar adalah : (a) menyatakan pertautan antara dua variabel atau lebih, (b) dituangkan dalam bentuk kalimat pernyataan, (c) dirumuskan secara singkat, padat, dan jelas, (d) dapat diuji secara empiris.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN
Pokok-pokok bahasan yang terdapat dalam bab ini sekurang-kurangnya mencakup : (1) Metode Penelitian, (2) Populasi dan Sampel, (3) Definisi Operasional Variabel, (4) Instrumen Penelitian, (5) Teknik Pengumpulan Data, (6) Teknik Analisis Data.

a. Metode Penelitian
Metode penelitian diartikan sebagai strategi mengatur latar penelitian agar peneliti memperoleh data yang valid sesuai dengan karakteristik variabel dan tujuan penelitian maupun sifat penelitian. Metode penelitian meliputi penelitian eksploratif, deskriptif, eksplanatoris, survei, eksperimen, atau yang lainnya. Jadi pada subbab ini berisi penjelasan tentang jenis penelitian tersebut variabel-variabel yang terdapat dalam penelitian serta sifat hubungan antara varaibel-variabel tersebut.

b. Populasi dan Sampel
Istilah populasi dan sampel tepat digunakan jika penelitian yang dilakukan memakai sampel sebagai subjek penelitian. Akan tetapi jika sasaran penelitian adalah seluruh anggota populasi, akan lebih cocok digunakan istilah subjek penelitian.
Karakteristik populasi harus jelas sehingga dapat ditentukan jumlah sampel dan cara pengambilan sampel dengan tepat. Tujuannya adalah agar sampel yang dipilih benar-benar representatif, artinya dapat mencerminkan keadaan populasi secara cermat. Dengan demikian, hal-hal yang perlu dijelaskan dalam bagian populasi dan sampel meliputi : (a) identifikasi dan batasan-batasan tentang populasi atau subjek penelitian, (b) prosedur dan teknik pengambilan sampel, (c) besarnya sampel.

c. Definisi Operasional
Defenisi operasional diperlukan untuk mengantisifasi kemungkinan adanya perbedaan pemahaman terhadap istilah yang digunakan. Selain itu dapat memberikan penegasan konsep atau konstruk yang diselidiki guna memudahkan pengukurannya.
Definisi operasional ini merupakan definisi yang didasarkan atas sifat-sifat hal yang didefinisikan yang dapat diamati. Secara tidak langsung definisi operasional itu akan menunjuk alat pengambilan data yang cocok digunakan.

d. Instrumen Penelitian
Bagian subbab ini dikemukakan instrumen yang digunakan untuk mengukur variabel yang diteliti. Sesudah itu barulah dipaparkan prosedur pengembangan instrumen pengumpul data atau pemilihan alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian.
Instrumen yang akan digunakan harus memenuhi persyaratan reliabilitas maupun validitasnya. Selain itu perlu diungkapkan juga cara pemberian skor atau kode terhadap masing-masing butir pertanyaan/pernyataan. Untuk alat dan bahan harus disebutkan secara cermat spesifikasi teknis alat yang digunakan dan karakteristik bahan yang dipakai.

e. Teknik Pengumpulan data
Bagian ini menguraikan (a) langkah-langkah yang ditempuh dan teknik yang dipakai untuk mengumpulkan data (b) kualifikasi dan jumlah petugas yang terlibat dalam proses pengumpulan data (c) jadwal waktu pelaksanaan pengumpulan data.
Jika penelitian menggunakan orang lain sebagai pelaksana pengumpulan data perlu dijelaskan cara pemilihan serta upaya mempersiapkannya untuk menjalankan tugas.

f. Teknik Analisis Data
Pada bagian ini diuraikan tentang Jenis Statistik yang digunakan. Ada dua jenis statistik yang dapat dipilih yaitu statistik deskriptif dan statistik inferensial yang meliputi statistik parametrik dan nonparametrik.
Pemilihan jenis analisis data sangat ditentukan oleh jenis data yang dikumpulkan dengan tetap berorientasi pada tujuan yang hendak dicapai atau hipotesis yang hendak diuji. Oleh karena itu, yang penting untuk diperhatikan dalam analisis data adalah ketetapan teknik analisisnya, bukan kecanggihannya.
Di samping penjelasan tentang jenis atau teknik analisis data yang digunakan perlu juga dijelakan alasan pemilihannya.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Dalam pengujian yang menguji hipotesis, laporan mengenai hasil-hasil yang diperoleh sebaiknya dibagai menjadi dua bagian besar. Pertama berisi uraian tentang karakteristik masing-masing variabel. Kedua memuat uraian tentang hasil pengujian hipotesis.

a. Deskripsi Data
Dalam deskripsi data untuk masing-masing variabel dilaporkan hasil penelitian yang telah diolah dengan teknik statistik deksriptif, seperti distribusi frekuensi yang disertai dengan grafik yang berupa histrogram, nilai rerata, simpangan baku, dan lainnya. Setiap variabel dilaporkan dalam subbab tersendiri dengan merujuk pada rumusan masalah atau tujuan penelitian.
Materi yang disajikan dalam bab ini berupa temuan-temuan yang penting dari variabel yang diteliti secara singkat dan bermakna. Rumusan-rumusan dan perhitungan yang digunakan untuk menghasilkan temuan-temuan tersebut diletakkan dalam lampiran.
Temuan penelitian yang disajikan dalam bentuk angka-angka statistik, tabel, grafik perlu dijelaskan. Penjelasan berupa bahasa yang hanya bersifat faktual, tidak mencakup pendapat/interprestasi peneliti.

b. Pengujian Hipotesis
Pemaparan tentang hasil pengujian hipotesis pada dasarnya tidak berbeda dengan pengajian temuan penelitian untuk masing-masing varaibel. Hipotesis penelitian dikemukakan termasuk hipotesis nolnya diikuti dengan hasil pengujian serta penjelasannya. Penjelasan di sini terbatas pada interprestasi angka statistik.

c. Pembahasan
Bagian pembahasan ini dimaksudkan untuk :
(1) Menjawab masalah penelitian, atau menunjukkan bagaimana tujuan penelitian dicapai. Dalam upaya menajwab masalah penelitian atau tujuan penelitian harus disimpulkan secara eksplisit hasil-hasil yang diperoleh.
(2) Menafsirkan temuan-temuan penelitian, dengan menggunakan logika dan teori-teori yang ada.
(3) Mengintegrasikan temuan penelitian ke dalam kumpulan pengetahuan yang sudah mapan. Hal ini dilakukan dengan membandingkan temuan-temuan penelitian yang diperoleh dengan teori dan temuan empiris lain yang relevan.
(4) Memodifikasi teori yang telah ada tau menyusun teori baru. Hal ini penting dilakukan jika penelitian yang dilakukan dimaksudkan untuk menelaah teori baru.
(5) Menjelaskan implikasi lain dari hasil penelitian, termasuk keterbatasan temuan-temuan penelitian. Pada pembahasan ini, bila hipotesis yang diajukan ditolak harus dijelaskan kemungkinan faktor penyebabnya. Faktor tersebut bisa berkaitan dengan faktor nonmetodologi, seperti adanya intervensi varaibel lain, maupun faktor metodologis, misalnya instrumen yang dipakai tidak sahih atau kurang reliabel. Untuk itu perlu dijelaskan letak kekurangsempurnaan tersebut.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
Bab ini berisi kesimpulan dan saran. Isi kesimpulan harus terkait dengan rumusan masalah dan tujuan penelitian. Kesimpulan merangkum semua hasil penelitian dengan mengacu pada tataurutan pada bab hasil penelitian. Sedangkan saran yang diajukan harus bersumber pada temuan penelitian, pembahasan, maupun kesimpulan. Saran hendaknya dirumuskan secara rinci dan operasional.

3. ISI BAGIAN AKHIR
Hal-hal yang dikemukakan dalam bagian ini mencakup (1) Daftar Pustaka, (2) Lampiran-Lampiran, dan (3) Riwayat Hidup.

a. Daftar Pustaka
Bahan pustaka yang dimasukan dalam daftar pustaka harus sudah disebutkan dalam teks. Artinya bahan pustaka yang hanya dipakai sebagai bahan bacaan tidak dimasukkan dalam daftar pustaka. Sebaliknya, semua bahan pustaka yang disebutkan dalam laporan ilmiah harus dicantumkan dalam daftar pustaka. Contoh penulisan daftar pustaka dapat dilihat pada lampiran 8.

b. Lampiran-lampiran
Lampiran hendaknya berisi keterangan yang dipAndang perlu, misalnya instrumen penelitian, data mentah hasil penelitian, hasil perhitungan statistik dan sebagainya. Setiap lampiran harus diberi nomor urut lampiran dengan menggunakan angka Arab.

c. Riwayat Hidup
Riwayat hidup penulis disajikan secara naratif. Hal yang perlu dimuat dalam wirayat hidup meliputi nama lengkap, tempat tanggal lahir, riwayat pendidikan, pengalaman berorganisasi, dan informasi tentang prestasi selama belajar di sekolah dasar hingga perguruan tinggi. Riwayat hidup ditulis dengan spasi tunggal (satu spasi).

3.5 Kutipan dan Daftar Pustaka
3.5.1. Kutipan
Salah satu yang membedakan karya ilmiah dengan karya-karya lainnya adalah kutipan. Dalam karya ilmiah kutipan harus ada karena kutipan digunakan untuk mendukung pendapat penulis, ataupun untuk membuktikan apa yang diuraikan. Sebetulnya apa itu kutipan?
Menurut Keraf (1993:179) kutipan adalah kalimat atau pendapat yang dipinjam dari seorang pengarang, baik yang terdapat dalam buku maupun dalam sumber tertulis lainnya, atau ucapan seseorang yang terkenal. Untuk kepentingan penulisan ilmiah, maka sangat disarankan untuk mengambil kutipan dari sumber tertulis bukan sumber lisan yang pertanggungjawaban keilmiahannya akan sulit dilakukan.
3.5.1.1. Jenis Kutipan
Kutipan ada dua jenis, yaitu kutipan langsung dan kutipan tak langsung. Kutipan langsung adalah kata-kata, kalimat-kalimat dari pendapat seseorang yang diambil secara lengkap dari teks asli tanpa ada perubahan sedikit pun walaupun di dalamnya terdapat kesalahan penulisan bahasa. Sedangkan, kutipan tak langsung adalah pendapat seseorang yang dipinjam berupa intisari atau ikhtisar dari pendapat tersebut. Dengan kata lain, dalam kutipan tak langsung pendapat pengarang diuraikan dengan menggunakan bahasa sendiri, dan kesalahan bahasa yang terdapat dalam kutipan ini menjadi tanggung jawab penulis, bukan pengarang buku yang menjadi sumber kutipan. Dalam mengambil kutipan hendaknya jangan terlalu panjang karena akan sulit membedakan mana tulisan penulis mana kutipan.

A. Kutipan Langsung
1) Prinsip-prinsip Mengutip

Ada beberapa prinsip yang harus diperhatikan dalam membuat kutipan:
a. Jangan mengadakan perubahan: ketika membuat kutipan langsung, penulis tidak boleh melakukan perubahan sedikit pun. Jika penulis merasa perlu ada perubahan, maka harus dinyatakan atau diberikan keterangan dengan jelas bahwa sudah dilakukan perubahan tertentu. Misalnya:
Dalam naskah asli tidak ada kata atau kalimat yang ditulis dengan huruf miring, tetapi karena pertimbangan penulis bagian tertentu ditulis dengan huruf miring. Dalam hal ini penulis harus memberi keterangan dalam tAnda kurung segi empat [huruf miring dari saya, Penulis].
b. Bila ada kesalahan: bila dalam kutipan terdapat kesalahan atau keganjilan dalam penulisan, penulis tidak berhak mengadakan perubahan untuk memperbaiki kesalahan tersebut. Penulis mengutip sebagaimana adanya, tetapi penulis diperkenankan mengadakan perbaikan dalam catatan kaki, atau menempatkan tAnda kurung segi empat [sic!]. Kata sic! tersebut berarti bahwa penulis tidak bertanggung jawab terhadap kesalahan, dia hanya sekedar mengutip. Misalnya:
“Peranan subvektor [sic!] pertambangan dalam perekonomian Bengkulu relatif sama dengan sektor industri pengolahan.”
c. Menghilangkan bagian kutipan: bagian tertentu dari kutipan dapat saja dihilangkan dengan syarat penghilangan tersebut tidak mengubah makna asli atau makna keseluruhannya. Penghilangan itu ditAndai dengan menggunakan tiga titik berspasi [... ]. Jika bagian yang dihilangkan terdapat di bagian akhir kalimat, maka titiknya empat buah karena titik yang terakhir merupakan penAnda untuk mengakhiri sebuah kalimat. Bila yang dihilangkan itu terdiri atas satu alinea atau lebih, bagian yang dihilangkan itu dinyatakan dengan titik berspasi sepanjang satu baris, tidak diperkenankan menggunakan garis penghubung [ - ].
Misalnya:
“Indeks Harga Konsumen (IHK) umum Kota Bengkulu dari tahun ke tahun terus mengalami kenaikan.... Pada bulan Desember 2001 IHK umum Kota Bengkulu telah mencapai 248,11, sedangkan pada bulan yang sama tahun 2000 IHK umum Kota Bengkulu mencapai 224,28.”
2) Cara-cara Mengutip
Panjang pendeknya kutipan berpengaruh terhadap cara penulisan kutipan. Ada kutipan yang hanya terdiri atas dua baris, tetapi ada juga kutipan yang enam baris atau satu paragraf. Berikut ini akan dibahas beberapa cara mengutip:
a. Kutipan yang tidak lebih dari empat baris, penulisan kutipan ini dimasukkan ke dalam teks, dengan cara:
(1) Kutipan itu diintegrasikan langsung dengan teks;
(2) Jarak antara baris dengan baris dua spasi;
(3) Kutipan itu diapit dengan tAnda kutip.
Misalnya:
Dalam soal moratorium utang seharusnya pemerintah Indonesia tidak mengambil tawaran yang minimalis karena pemerintah layak dan berpeluang mendapatkan pengampunan utang. Menurut Saparini (Republika, 13 Januari 2005) “pemerintah harus menentukan strategi yang lebih spesifik menghadapi perundingan dengan negara kreditor.... Strategi itu mencakup hitungan jumlah dan jangka waktu utang yang diajukan.”

b. Kutipan yang lebih dari empat baris, cara penulisannya adalah:
(1) kutipan itu dipisahkan dari teks dalam jarak 2,5 spasi;
(2) jarak antara baris dengan baris kutipan satu spasi;
(3) kutipan itu boleh diberi tAnda kutip;
(4) seluruh kutipan dimasukkan ke dalam 5-7 ketukan, jika kutipan dimulai dengan paragraf baru maka baris pertama dari kutipan itu dimasukkan lagi 5-7 ketukan.
Misalnya:
Kinerja perdagangan Indonesia tahun 2004 meningkat cukup tajam, hal tersebut dapat dilihat dalam perbandingan kinerja berikut ini:
1. Kapitalisasi pasar mencapai Rp683 triliun, atau naik 48,3 persen dibanding 2003 yang hanya Rp460 triliun
2. Rata-rata nilai transaksi harian naik 97,9 persen dari Rp518 miliar pada2003 menjadi Rp1,03 triliun pada2004
3. Rata-rata volume dan frekuensi harian masing-masing meningkat 76,9 persen dan 26,8 persen
4. IHSG pada penutupan 2004 (pada posisi 1004,430) naik 43,9 persen dibanding penutupan 2003 (995,332). Ini merupakan kemaikan tertinggidalam sejarah pasar modal Indonesia. Persentase kenaikan indeks pada 2004 itu juga tercatat sebagai angka tertinggi di antara bursa-bursa regional lain.
5. Rasio harga saham terhadap laba (price earning ratio, PER) yang hanya sekitar 10,77 kali masih lebih rendah dibanding bursa-bursa regional lain (Republika, 12 Januari 2005, h.13).

B. Kutipan Tak Langsung
Kutipan tak langsung tidak boleh menggunakan tAnda kutip karena kutipan tersebut berupa intisari atau ikhtisar dari suatu pendapat. Adapun syarat pengutipannya adalah:
(1) Kutipan diintegrasikan dengan teks;
(2) Jarak antar baris dua spasi;
(3) Kutipan tidak diapit tAnda kutip.

3.5.1.2. Penulisan Sumber Kutipan
Sebuah kutipan harus diikuti oleh sumber kutipan. Apa saja yang harus dicantumkan dalam sumber kutipan tersebut? Bisakah Saudara menyebutkannya? Ya benar. Yang harus dicantumkan dalam sumber kutipan adalah (1) nama akhir/keluarga/marga pengarang, (2) tahun terbit, dan (3) nomor halaman.
Ada beberapa cara dan kemungkinan dalam penulisan sumber kutipan:
a. Jika sumber kutipan ditulis mendahului kutipan, maka nama akhir pengarang diletakkan di luar tAnda kurung. Sedangkan, tahun terbit dan nomor halaman diletakkan di dalam tAnda kurung setelah penulisan nama pengarang. Misalnya:
Sukirno (2000:22) mengatakan bahwa “defisit neraca pembayaran akan menyebabkan ……………………………………” atau
Menurut Sadono (2000:22) “…………………………………….”
Kesalahan penulisan kutipan yang sering ditemui adalah antara nama pengarang, tahun terbit dan nomor halaman dipisah. Misal:
Sukirno mengatakan bahwa defisit neraca pembayaran akan menyebabkan ………………………………….. (2000:22)

b. Jika sumber kutipan ditulis setelah kutipan, maka nama pengarang, tahun terbit dan nomor halaman semuanya diletakkan dalam kurung. Misal:
“Produk Domestik Bruto (PDB) dapat diartikan sebagai nilai barang-barang dan jasa-jasa yang diproduksikan di dalam negara tersebut dalam satu tahun tertentu” Sukirno:2000:22).

c. Jika sumber kutipan merujuk sumber lain atas bagian yang dikutip, maka sumber kutipan yang ditulis tetap sumber kutipan yang digunakan oleh pengutip tetapi dengan menyebutkan siapa yang mengemukakan pendapat tersebut. Misalnya:
Menurut Johnson (Boediono, 1990:179) stAndar moneter internasional adalah “sesuatu barang atau mata uang yang diterima oleh mayoritas negara-negara di dunia sebagai mata uang dunia.”

d. Jika penulis dua orang, maka nama akhir dari kedua penulis tersebut harus disebutkan. Misalnya: Boediono dan Sukirno (2000:7). Kalau penulisnya lebh dari dua orang, maka yang disebutkan hanya nama akhir/keluarga/marga dari penulis pertama dan diikuti oleh dkk. atau et al. jika penulisnya orang asing. Misalnya, Suyatna, dkk. (1991:143) atau Johnson, et al. (1972:45).

e. Jika masalah yang dikutip dibahas oleh beberapa orang dalam sumber yang berbeda, maka cara penulisan sumber kutipannya adalah sebagai berikut:
“Penyokong sistem kurs tetap (Boediono, 1990:16; Suyitna, dkk., 1991:23; Sukirno, 2000:76) membela pendapat mereka dengan menyatakan bahwa ………….. (tulis intisari rumusan yang dipadukan dari ketiga sumber tersebut).”

f. Jika sumber kutipan itu adalah beberapa karya tulis dari penulis yang sama pada tahun yang sama, maka cara penulisannya adalah dengan menambah huruf a, b, dan seterusnya pada tahun penerbitan. Misalnya, (Sukirno, 2000a:23; Sukirno, 2000b:78).
g. Jika sumber kutipan itu tanpa nama, maka penulisannya adalah: (Tn. 1969:31).
h. Jika sumber kutipan berupa nama lembaga, maka nama lembaga tersebut yang ditulis sebagai penulis. Misalnya: (Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia, 2002:57).
Jika Saudara sedang menulis karya ilmiah dan akan mengutip pendapat salah seorang pakar, sebaiknya Saudara mengutip langsung dari bukunya. Tetapi, jika Saudara engalami kesulitan untuk mendapatkan sumber asli dan Saudara terpaksa mengutip dari kutipan orang lain, maka seyogyanyalah Saudara mencantumkan nama penulis yang mengutip pendapat tersebut. Ini untuk menjaga sikap kejujuran dan sikap menghargai orang lain.

3.5.2. Daftar Pustaka
Bagi seseorang yang sedang menulis karya ilmiah daftar pustaka sangatlah penting. Apa yang dimaksud dengan daftar pustaka? Menurut Keraf (1993:213) daftar pustaka adalah “ sebuah daftar yang berisi judul buku, artikel, dan bahan penerbitan lainnya yang mempunyai pertalian dengan sebuah karangan atau bagian karangan yang tengah digarap.” Berkaitan dengan pengertian di atas, unsur sebuah daftar pustaka adalah (1) nama pengarang, (2) data publikasi, yang berisi tahun terbit,tempat terbit; (3) judul buku; (4) untuk sebuah artikel yang juga harus dicantumkan adalah judul artikel, nama majalah/jurnal, jilid, nomor, dan tahun.
Daftar pustaka harus disusun secara alfabetis. Baris pertama diketik mulai dari pukulan pertama dan baris kedua dan seterusnya mulai pada pukulun keenam. Jarak antarbaris satu spasi. Sedangkan, jarak antara sumber satu dengan sumber berikutnya adalah dua spasi.
Cara penulisan daftar pustaka dapat dibedakan berdasarkan jenis sumber yang digunakan:
a. Kalau sumbernya jurnal
Penulisan jurnal sebagai daftar pustaka mengikuti urutan sebagai berikut: nama akhir/keluarga/marga, nama depan penulis, tahun terbit, judul artikel ditulis dengan diapit tAnda petik, judul jurnal digarisbawahi atau menggunakan huruf miring atau tebal, nomor volume ditulis dengan angka arab, nomor halaman. Contoh:
Samuelson, P.A. 1958. “What Classical and Neoclassical monetary theory really was”, Canadian Journal of Economics, 1/1, 1-9.

b. Kalau sumbernya buku
Kalau sumber tertulisnya berupa buku, maka urutan penulisannya adalah: (a) nama akhir/keluarga/marga, (b) nama depan, (c) tahun terbit, (d) judul buku (ditulis dengan huruf miring atau cetak tebal), (e) kota penerbitan, (f) nama penerbit. Daftar pustaka berupa buku ditulis dengan memperhatikan keragaman berikut:
1) Jika buku ditulis satu orang

Sukirno, Sadono. 2000. Pengantar Teori Makroekonomi. Jakarta: Grafindo Persada.

2) Jika buku ditulis oleh dua orang

Sukirno, Sadono dan Boediono. 2002. Pengantar Teori Manajemen Ekonomi. Yogyakarta: BPFE.

3) Jika buku ditulis oleh lebih dari dua orang

Suyitno, Thomas, dkk. 1991. Dasar-dasar Perkreditan. Jakarta: Gramedia.

4) Jika penulis sebagai penyunting

Boediono (Ed./Peny.). 1998. Ekonomi Moneter. Bandung: Angkasa.

5) Jika sumber itu merupakan karya tulis seseorang dalam suatu kumpulan tulisan banyak orang

Pujianto. 1984. “Etika Sosial dalam Sistem Nilai Bangsa Indonesia”, dalam Dialog Manusia, Falsafah, Budaya, dan Pembangunan. Malang:YP2LPM.

6) Jika buku itu edisi
Suyatno, Thomas, dkk. 1991. Dasar-dasar Perkreditan (edisi kedua). Jakarta: Gramedia.

c. Kalau sumbernya di luar jurnal dan buku
1) Berupa skripsi, tesis, atau disertasi

Novianto. 2004. Peranan Koperasi dalam Meningkatkan Kualitas Hidup Masyarakat Pesisir. Skipsi FE Universitas Bengkulu: tidak diterbitkan.

2) Berupa publikasi lembaga dan dokumen

Badan Pusat Statistik. 2002. Bengkulu dalam Angka (Bengkulu in Figure) 2001. Bengkulu: BPS Bengkulu.

3) Berupa makalah

Iqbal, Muhammad. 2005. “Dampak Tsunami terhadap Beban Utang Luar Negeri Pemerintahan SBY”. Makalah pada Kongres ISEI, Yogyakarta.

4) Berupa surat kabar

Saparini, Hendri. 2005. “Soal Moratorium Pemerintah Dinilai Terlalu Minimalis”. Republika, 13 Januari, h. 13.

Untuk mengecek pemahaman Saudara terhadap materi ini kerjakanlah tugas-tugas berikut. Jika Saudara masih mengalami keraguan, baca kembali bagian ini dengan seksama atau diskusikan dengan teman Anda. Selamat Belajar!

Rangkuman
1. Tujuan penulisan akan mengarahkan penulis dalam menentukan bahan, organisasi, dan macam karangan.
2. Tujuan dapat dinyatakan dalam bentuk tesis atau pernyataan maksud.
3. Bentuk tesis dipergunakan jika penulis akan mengembangkan gagasan yang merupakan tema seluruh tulisan.
4. Kutipan sangat penting dalam karya ilmiah. Ada dua jenis kutipan, yaitu kutipan langsung dan taklangsung. Kedua jenis kutipan tersebut cara penulisannya berbeda.
5. Daftar pustaka wajib dicantumkan dalam sebuah karya ilmiah. Daftar pustaka ini penulisannya berbeda berdasarkan jenis terbitannya (buku, jurnal, atau di luar keduanya). Daftar pustaka disusun secara alfabetis.



7.1. Latihan

A. Pilihlah A jika topik/judul berikut memenuhi persyaratan untuk karangan ilmiah, atau B jika tidak memenuhi persyaratan.
1. Kegiatan Mahasiswa Indonesia
2. Kadar Alkohol dalam Minuman Botol yang Diproduksi di DKI Jakarta
3. Anak-Anak Terlantar di Dunia Ketiga
4. Terminal Bus
5. Pengembangan Rasa Tanggung Jawab melalui Pendidikan Kepramukaan
6. Kapal-Kapal yang Tenggelam pada Perang Dunia II
7. Lari Pagi: Cara yang murah untuk Menjaga Kesehatan
8. Kapal-kapal yang Tenggelam pada Perang Dunia II

B. Pilihlah dua di antara judul-judul modul di bawah ini! Kemudian rumuskan tujuannya dalam bentuk tesis dan pernyataan maksud!
1. Ejaan dan TAnda Baca
2. Penalaran dalam Karangan
3. Diksi dan Definisi
4. Kalimat Efektif
5. Pengembangan Paragraf
6. Perencanaan Karangan
Untuk itu pelajari rumusan tujuan pada butir 2 dan 3, dan gagasan yang dikembangkan dalam modul-modul yang Anda pilih. Diskusikanlah dengan teman-teman kelompok.

C. Buatlah sebuah paragraf yang di dalamnya terdapat kutipan dengan sumber kutipan ditulis mendahului kutipan. Panjang kutipan kurang dari empat baris, dan ada beberapa kata atau kalimat dari kutipan tersebut yang dihilangkan! (Untuk mengecek kebenarannya coba Saudara baca kembali bagian 1.1.1 dan 1.2)
D. Baca beberapa buah sumber dengan topik yang sama, kemudian buatlah sebuah paragraf yang di dalamnya terdapat kutipan dari beberapa sumber tersebut! (Untuk mengecek apakah yang Saudara lakukan sudah benar, silahkan Saudara baca kembali bagian 1.2 e)
E. Dari beberapa sumber yang sudah Saudara baca, susunlah sebuah daftar pustaka secara alfabetis! (Untuk mengetahui kebenaran jawaban Saudara, periksa kembali bagian II)

---oOo---
Daftar Pustaka

Keraf, Gorys. 1991. Komposisi Sebuah Pengantar Kemahiran Bahasa. Ende-Flores : Nusa Indah.

Sabarti, Akhadiah M.K. dkk. 1994. Bahasa Indonesia, Jakarta : Universitas Terbuka.

Program Pascasarjana IKIP Bandung. 1989. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung: Program Pascasarjana IKIP Bandung.

This entry was posted on 03.25 and is filed under . You can leave a response and follow any responses to this entry through the Langganan: Posting Komentar (Atom) .

0 komentar