Kalimat Efektif  

Diposting oleh Mr. yoss INSTALLER

BAB IV KALIMAT EFEKTIF

I. Pengantar
Sebuah kalimat yang telah memenuhi syarat-syarat gramatikal mungkin belum efektif. Efektivitas kalimat menuntut lebih dari syarat-syarat gramatikal dan kelaziman pemakaian bahasa. Kalimat efektif bukan saja menyampaikan pesan berita dan amanat yang sederhana, tetapi kalimat itu pun merakit peristiwa gagasan ke dalam bentuk yang lebih kompleks dan kesatuan pikiran yang utuh. Penulis harus secara hati-hati mempergunakan segala kemampuan dan kekuatan yang terdapat dalam bahasa dan menjalin ke dalam pikiran yang utuh, baik pikiran yang sederhana maupun pikiran yang kompleks.
Kalimat efektif dapat dipergunakan dalam bentuk lisan dan tertulis. Tulisan ini akan mengarah pada kalimat efektif dalam bentuk tulisan. Jadi, efektif dalam penulisan. Penulisan yang dimaksud di sini ialah penulisan ilmiah dalam bentuk karya ilmiah seperti makalah (paper dalam segala kemungkinan bentuknya), laporan ilmiah, esai, kritik, skripsi, tesis, atau disertasi.

II. Standar Kompetensi
Akhir perkuliahan diharapkan mahasiswa dapat menggunakan kalimat efektif secara tepat dalam penulisan.

III. Materi
3.1 Pengertian Kalimat Efektif
Kalimat efektif adalah kalimat yang dapat mengungkapkan gagasan pemakainya secara tepat dan dapat dipahami secara tepat pula. Susunan kalimat yang efektif itu didukung oleh (1) kesepadanan dan kesatuan antara struktur bahasa dan cara atau jalan pikiran yang logis, (2) kesejajaran bentuk bahasa yang dipakai untuk tujuan-tujuan efektivitas tertentu, (3) penekanan pikiran utama dalam kalimat, (4) kehematan dalam pilihan kata, dan (5) kevariasian dalam penyusunan kalimat.


3.2 Kesepadanan dan Kesatuan
Yang dimaksud dengan kesepadanan ialah kemaksimalan struktur bahasa mendukung gagasan yang dikandung. Pada umumnya dalam tulisan terdapat pokok pikiran yang hendak disampaikan dan komentar tentang atau terhadap pokok pikiran itu. Kesatuan dalam tulisan ialah perpautan antara penataan kalimat dan jalan pikiran penulis. Apa yang hendak dikatakan sebaiknya ditata dalam kalimat dengan cermat agar informasi dan maksud penulis mencapai sasarannya. Untuk itu, perhatikan beberapa petunjuk berikut ini.

3.2.1 Setiap kalimat mayor harus mempunyai ‘subjek’ dan ‘predikat’
Dalam penulisan tampak kalimat-kalimat yang panjang tidak mempunyai subjek atau predikat. Ada pula kalimat yang secara gramatikal mempunyai subjek yang diantarkan oleh preposisi. Perhatikan kalimat-kalimat di bawah ini.
(1) Untuk rencana ini memerlukan penelitian lebih lanjut.
(2) Di dalam keputusan itu menunjukkan kebijaksanaan yang dapat menguntungkan umum.
(3) Pada tahun ini merupakan tahun terakhir masa dinasnya sebagai pegawai negeri.
Kalimat-kalimat tersebut mempunyai subjek yang diantarkan oleh preposisi yaitu untuk rencana ini, di dalam keputusan itu, dan pada tahun ini. Jadi, kalimat-kalimat tersebut harus diperbaiki sebagai berikut.
(1a) Rencana ini memerlukan penelitian lebih lanjut.
(2a) Keputusan itu menunjukkan kebijaksanaan yang dapat
menguntungkan umum.
(3a) Tahun ini merupakan tahun terakhir masa dinasnya sebagai pegawai
negeri.

3.2.2 Ide pokok harus terdapat di dalam ‘induk kalimat’
Sering dijumpai ide pokok terdapat di dalam anak kalimat atau klausa bergantung. Jika seorang penulis hendak menggabungkan dua kalimat dan salah satu kalimat harus digantungkan pada yang lain, penulis itu harus melihat dan memilih kalimat yang mengandung pikiran utama menjadi induk kalimat. Perhatikan contoh berikut ini.
(4) Ia ditembak mati ketika ia masih dalam tugas militer.
(5) Ia masih dalam tugas militer ketika ia ditembak mati.

Ide pokok dalam kalimat (4) ialah ia ditembak mati sedangkan ide pokok dalam kalimat (5) ialah ia masih dalam tugas militer. Karena itu, dalam kalimat (4) ia ditembak mati menjadi induk kalimat dan dalam kalimat (5) ia masih dalam tugas militer menjadi induk kalimat.

3.2.3 Perhatikanlah penggabungan kalimat dengan kata penghubung ‘dan’ dan ‘yang’
Sering seorang penulis hendak menggabungkan dua kalimat atau klausa menjadi satu kalimat. Penggabungan itu akan menghasilkan satu kalimat dengan dua klausa atau lebih. Kalimat itu akan disebut kalimat dengan klausa setara atau kalimat dengan klausa bertingkat.
Jika dua kalimat digabungkan dengan kata penghubung dan, hasilnya adalah satu kalimat dengan dua klausa setara dan sama penting. Jika, dua kalimat itu digabungkan dengan kata penghubung yang, hasilnya satu kalimat dengan klausa bertingkat. Dalam struktur demikian ada induk kalimat dan anak kalimat. Ide pokok akan terdapat di dalam induk kalimat. Karena itu, seorang penulis harus secara sadar menggabungkan dua kalimat menjadi satu kalimat. Hal itu perlu dilakukan untuk mencapai efektivitas kalimat. Perhatikan contoh berikut ini.
(6) Masyarakat merasakan bahwa mutu pendidikan kita masih rendah.
(7) Perbaikannya adalah tugas utama Perguruan Tinggi.
(8) Masyarakat merasakan bahwa mutu pendidikan kita masih rendah yang
perbaikannya adalah tugas utama Perguruan Tinggi.
(9) Masyarakat merasakan bahwa mutu pendidikan kita masih rendah dan
perbaikannya adalah tugas utama Perguruan Tinggi.

Hasil penggabungan kalimat (6) dan (7) ialah kalimat (8) dan (9). Penggabungan kalimat (8) dengan kat penghubung yang dan menggabungkan kalimat (9) dengan kata penghubung dan. Karena dua kalimat itu mengandung ide pokok yang sama penting, penggabungan (9) itulah yang efektif dan bukan penggabungan (8).

3.2.4 Perhatikan penggabungan yang menyatakan ‘sebab’ dan ‘waktu’
Dalam penulisan untuk mencapai efektivitas komunikasi perlu dibedakan dan diperhatikan dengan sadar perbedaan antara hubungan sebab dan hubungan waktu. Hubungan sebab bagi seorang penulis mungkin merupakan hubungan waktu bagi pembaca. Perhatikan contoh berikut ini.
(10) Ketika banjir besar melanda kampung itu, penduduk melarikan diri ke
tempat-temapt yang lebih tinggi.
(11) Karena banjir besar melanda kampung itu, penduduk melarikan diri ke
tempat-tempat yang lebih tinggi.

Kalimat (10) dan (11) tidak perlu diperbaiki. Hal itu bergantung pada jalan pikiran seorang penulis apakah ia hendak mementingkan hubungan waktu atau hubungan sebab. Yang perlu diperhatikan ialah pilihan penggabungan itu harus sesuai dengan konteks.
(12) Ketika ia masih kecil, ia dilarang bergaul dengan kami.

Kalimat (12) itu perlu diperbaiki karena secara umum hubungan itu lebih menyatakan hubungan sebab.

(13) Sebab ia masih kecil, ia dilarang bergaul dengan kami.

3.3 Kesejajaran
Kesejajaran dalam suatu tulisan ialah penggunaan bentuk-bentuk bahasa yang sama atau konstruksi bahasa yang sama dalam susunan serial. Pikiran dan gagasan yang sama biasanya dinyatakan dengan sebuah frasa dalam kalimat, maka pikiran-pikiran yang lain dan sama harus dinyatakan pula dengan frasa. Jika satu gagasan dinyatakan dengan bentuk nomina, verba, dan sebagainya, gagasan yang lain serial dan sama dinyatakan pula dengan nomina, verba, dan sebagainya.Perhatikan contoh berikut ini.
(14) Apabila pelaksanaan pembangunan lima tahun kita jadikan titik tolak,
maka menonjollah beberapa masalah pokok yag minta perhatian dan pemecahan. Reorganisasi administrasi departemen-departemen adalah yang pertama. Masalah pokok yang kedua yang menonjol ialah pemborosan dan penyelewengan. Ketiga karena masalah pembangunan ekonomi yang kita jadikan titik tolak, maka kita ingin juga mengemukakan faktor lain. Yaitu bagaimana mobilisasi potensi nasional secara maksimal dalam partisipasi pembangunan ini.

Jika kita perhatikan fragmen di atas tampak bahwa reorganisasi administrasi, pemborosan dan penyelewengan, serta mobilisasi potensi nasional merupakan masalah pokok yang mempunyai hubungan satu sama lain. Dengan menggunakan konstruksi yang sejajar ketiganya dapat dihubungkan dengan secara baik. Ketiga gagasan itu dinyatakan dalam bentuk nomina.

3.4 Penekanan dalam kalimat
Untuk memberikan penekanan seorang penulis harus memberikan posisi tertentu kepada bagian yang ditekankan. Perhatikan perubahan susunan kalimat berikut ini.
(15) Hanafi menjawab dengan tersenyum simpul.
(15a) Dengan tersenyum simpul Hanafi menjawab.
(15b) Dengan tersenyum simpul menjawab Hanafi.
(15c) Menjawab Hanafi dengan tersenyum simpul.
(15d) Hanafi dengan tersenyum simpul menjawab.

3.5 Kehematan
Kehematan dalam kalimat efektif merupakan kehematan dalam pemakaian kata, frasa, atau bentuk-bentuk bahasa. Kehematan ini menyangkut soal gramatika dan soal semantik atau makna kata. Kehematan tidak berarti bahwa kata yang perlu atau yang menambah nilai-nilai artistik boleh dihilangkan.

3.5.1 Hindari pengulangan subjek kalimat
Dalam penulisan seorang penulis sering mengulang satu subjek atau dalam bentuk yang lain. Hal ini terjadi karena kalimat terlalu panjang sehingga seorang penulis lupa atau tidak sadar bahwa subjek itu telah disebutkan. Perhatikan contoh berikut ini.
(16) Tenaga ahli sangat kurang jumlahnya untuk proyek ini.

Dalam kalimat (16) terjadi pengulangan subjek dengan bentuk anafora –nya. Sebaiknya kalimat itu diperbaiki menjadi kalimat (16a) berikut ini.
(16a) Jumlah tenaga ahli sangat kurang untuk proyek ini.

3.5.2 Hindari penggunaan kata ‘hari, tanggal, bulan, tahun’
Demi kehematan kata hari, tanggal, bulan, dan tahun tidak perlu ditulis dalam hubungan dengan waktu suatu peristiwa terjadi. Perhatikan contoh berikut ini.
(17) Ia lahir pada hari Senin tanggal 11 bulan Desember tahun 1956.
(18) Kemerdekaan Indonesia diproklamasikan pada tanggal 17 Agustus
tahun 1945.

Kalimat (17) dan (18) diperbaiki menjadi kalimat (17a) dan (18a) berikut ini.

(17a) Ia lahir pada Senin 11 Desember 1956.
(18a) Kemerdekaan Indonesia diproklamasikan 17 Agustus 1945.

3.6 Kevariasian
Kelincahan dalam penulisan tampak dalam struktur kalimat yang dipakai. Ada kalimat yang pendek. Akan tetapi, penulisan yang mempergunakan kalimat-kalimat yang pendek saja akan menimbulkan kebosanan dan monoton. Begitu juga, kalimat yang panjang pun akan membuat pembaca kehilangan pegangan ide pokok dan mungkin menimbulkan kelelahan pada pembaca. Jadi harus ada variasi.

3.6.1 Variasi dalam pembukaan kalimat
Ada beberapa kemungkinan untuk membuka kalimat demi efektivitas lewat variasi. Sebuah kalimat dibuka dengan (1) frasa keterangan tempat atau waktu, (2) frasa verba, (3) klausa nonfinal (anak kalimat), dan sebagainya. Prhatikan contoh berikut ini.
(19) Obahorok, kepala suku dari lembah Balim, telah menawan hati saya.
Dengan gagah ia telah tampil di Jakarta, kota metropolitan yang angkuh ini. Dengan perkasa dialah menghadap presidennya. Mang Usil dari Kompas menganggap ini sebagai satu isyarat sederhana untuk bertransmigrasi. Di hotelnya, ia bisa memesan nasi goeng, steak dan lain-lain. Obahorok memilih menyantap tales.
3.6.2 Variasikan susunan kalimat ‘subjek-predikat-objek’
Demi efektivitas buatlah variasi dalam susunan kalimat. Pola dasar subjek-predikat-objek tidak perlu selalu dipakai. Pakailah susunan inversi. Perhatikan contoh beikut ini.
(20) Oleh penduduk desa Sugihwaras peristiwa ini dianggap hanya rentetan
peristiwa kesewenang-wenangan Kepala Desa mereka.
(21) Bagi orang banyak, terutama orang kota, peristiwa itu tentunya tidak
akan kunjung dapat dimengerti.
(22) Dalam pengaduan mereka kepada DPR Pusat mereka membeberkan
peristiwa itu satu per satu.


IV. Rangkuman
Efektivitas kalimat menuntut lebih dari syarat-syarat gramatikal dan kelaziman pemakaian bahasa. Kalimat efektif bukan saja menyampaikan pesan berita dan amanat yang sederhana, tetapi kalimat itupun merakit peristiwa gagasan ke dalam bentuk yang lebih kompleks dan kesatuan pikiran yang utuh. Kalimat efektif dapat dipergunakan dalam bentuk lisan dan tertulis
Kalimat efektif adalah kalimat yang dapat mengungkapkan gagasan pemakainya secara tepat dan dapat dipahami secara tepat pula. Susunan kalimat yang efektif itu didukung oleh (1) kesepadanan dan kesatuan antara struktur bahasa dan cara atau jalan pikiran yang logis, (2) kesejajaran bentuk bahasa yang dipakai untuk tujuan-tujuan efektivitas tertentu, (3) penekanan pikiran utama dalam kalimat, (4) kehematan dalam pilihan kata, dan (5) kevariasian dalam penyusunan kalimat.


V. Latihan
Telitilah kesalahan atau kejanggalan di dalam kalimat-kalimat di bawah ini! Tatalah kalimat-kalimat di bawah ini menjadi kalimat yang efektif!
1. Rumah yang mana dahulu pernah saya tinggali baru-baru ini dibongkar oleh petugas yang berwajib.
2. Tahun 2009 merupakan tahun yang penting di mana pemerintah akan mengadakan pemilihan umum.
3. Pada tahun ini merupakan tahun terakhir masa dinasnya sebagai pegawai negeri.
4. Kepada para pelamar diharap mendaftarkan diri.
5. Kepada hadirin kami harapkan berdiri.
6. Kepada Saudara-saudara saya ucapkan terima kasih atas perhatiannya.
7. Kepada siapa yang merasa tidak adil harap mengajukan protes.
8. Acara selanjutnya ialah sambutan dari wakil mahasiswa. Waktu kami persilakan.
9. Bagi sekolah yang menerima murid baru harus menyetor uangnya kepada Bank BNI.
10. Berita mana yang telah saya dengar bahwa dia sudah melarikan diri.
11. Kepala Direktorat kepada siapa laporan ini harus disampaikan tidak ada di tempat.
12. Hal itu pasti akan diketahui juga di kelak kemudian hari.
13. Orang itu saudara sepupu saya punya istri.
14. Di dalam keputusan itu mengandung kebijaksanaan yang dapat menguntungkan umum.
15. Sebelum berpikir jangan berbicara dulu.
16. Harap tenang, baru ada ujian.
17. Seperti saya telah katakan saudara harus menceritakan apa yang telah saudara alami.
18. Dia sering berlagak pintar sendiri mentang-mentang dia kaya sendiri.
19. Sementara orang itu mengatakan bahwa hal itu tak usah dibesar-besarkan.
20. Tempat pemberhentian bis sudah banyak didirikan.
21. Sebelum dibicarakan secara formal baiklah diadakan dahulu pendekatan secara informal.
22. Hadirin dan hadirat dalam bulan Ramadhan ini marilah kita perlihatkan kita punya jiwa besar.
23. Hendaklah kita insafi bahwa apa yang kita telah lakukan tidak syah menurut peraturan organisasi kita.
24. Hak manusia haruslah dihormati dengan baik.
25. Tenaga ahli sangat kurang jumlahnya untuk proyek ini.
26. Duduklah yang baik dan bicaralah yang benar.
27. Jepang harus ganti polanya hubungan ekonomi.
28. Motif yang bertolak kepada masalah tanah dalam keterangan itu tidak ditemukan.
29. Barang siapa yang kita mentaati pengumuman ini akan dipertanggungjawabkan terhadap segala akibat yang ditimbulkannya.
30. Demikianlah laporan saya dan harap menjadi periksa adanya.
31. Selesai akad nikah, dilanjutkan dengan upacara adat Sunda di kediaman mempelai wanita.
32. Direktur pengolahan Ir. S. akan membawahi divisi pemasaran.
33. Sebagian besar Pejabat Pertanian eselon II juga menjalani pergantian.
34. 70 Perusahaan Pekapuran Cirebon Terancam Tertutup.
35. Penggalian semacam itu ternyata mengakibatkan longsor, hingga seorang penduduk mati tertimbun.
36. Kepala Polisi U. mengumumkan mengenai perubahan lalu lintas sekitar Menteng.
37. Hal itu tergantung dari izin untuk dididik lebih lanjut daripada ahli bedah-bedah di daerah yang membutuhkan.
38. Penataran Ilmu Bedah Orthopaedi di Rumah-Sakit-Rumah-Sakit swasta.
39. Menjadi pewaris angkatan 45.
40. Bukti otentik kasak-kusuk sudah didapatkan.
41. Kata orang, bahasa hak milik masyarakat. Jika begitu, marilah kita semua yang merasa menjadi anggota masyarakat, dan tidak seakan-akan di atasnya, turut memelihara bahasa kita.
42. Masalah pengembalian para penyelundup yang lari dari Indonesia belum diperoleh gambaran akan berhasil.
43. Di lantai teratas diperuntukkan sebagai landasan helicopter yang dapat melakukan pendaratan untuk suatu keadaan darurat seperti terjadi kebakaran dan lain-lain.
44. Yang dianggap unik hanya dimiliki oleh satu-satunya gedung perkantoran Pemerintah di Indonesia telah disediakan ruangan senam dengan berbagai fasilitas olah raga di lantai 24.
45. Pada saya diminta untuk menjelaskan kebijaksanaan Pemerintah.
46. Bekas perkara koneksitas penyelundup mobil mewah diserahkan.
47. 100 rumah selesai dibangun di kompleks perumahan itu.
48. T. Nakamura tidak menempuh jalan yang dipilih rekan-rekannya terdahulu.
49. Cepat atau lambat kejahatan itu alan diketemukan juga.
50. Menjawab pertanyaan wartawan dikatakan oleh Menteri bahwa ia tidak tahu-menahu.

Daftar Pustaka
Moeliono, Anton M. tanpa tahun. Diktat Kursus Karang-Mengarang
Soedjito. 1986. Kalimat Efektif. Bandung: Remaja Karya
Parera, J.D. 1986. Belajar Mengemukakan Pendapat. Jakarta: Erlangga
Sugono, Dendy. 2003. Buku Praktis Bahasa Indonesia 1. Pusat Bahasa Depdiknas

This entry was posted on 03.23 and is filed under . You can leave a response and follow any responses to this entry through the Langganan: Posting Komentar (Atom) .

0 komentar