STUDI KASUS ANAK AUTIS  

Diposting oleh Mr. yoss INSTALLER

BAB I

IDENTIFIKASI

A. Ayah :
• Nama : Agus Priyanto
• Umur : 48 tahun
• Pekerjaan : Swasta
• Pendidikan : SMA

B. Ibu :
• Nama : Sulistiawati
• Umur : 43 tahun
• Pekerjaan : Swasta
• Pendidikan : SMA

C. Anak :
• Nama : Pebri Saputra
• Jenis Kelamin : Laki-Laki
• Umur : 4,8 tahun
• Pendidikan : Belum Sekolah

BAB II
KASUS
A. DESKRIPSI KASUS :
Pebri yang berusia 4,8 tahun ini dalam usia tersebut dia belum dapat berkomunakasi atau berbicara dengan baik layaknya anak yang seumuran dengan dia, sehingga ia mengalami kesulitan dalam mengungkapkan kebutuhannya melalui kata-kata, lebih senang meminta melalui isyarat tangan atau menunjuk. Kalau di panggil namanya jarang sekali merespon atau menoleh, dengan kata lain tidak memberikan respon terhadap kata-kata, bersikap seolah-olah tuli. Tapi kadang kala juga ada respon. Terkadang dia melukai dirinya sendiri apabila sesuatu yang diinginkannya tidak diperoleh. Sulit bergabung dengan anak-anak yang lain Tertawa sering tidak pada tempatnya.
Dia sering terpaku pada benda tertentu, sangat tergantung kepada benda yang sudah dikenalnya dengan baik. Sangat suka sekali dengan acara Iklan di TV. Sesekali kalau ada iklan yang lucu diapun ikut tertawa. Dan apabila ada iklan di TV yang menampilkan gambar macan yang mengaung diapun takut dan nangis. Dia senang dengan berlari lari sendiri dan memang kesehariannya dia jarang bermain dengan anak-anak atau teman yang seusia dengan dia, karena dia lebih suka menyendiri. Tertawa sering tidak pada tempatnya. sedangkan istri saya sendiri jarang mengajak berkomunikasi dengan anak saya. jadi lebih banyak berinteraksi dengan TV. Mengenai mainan yang ada dia juga senang dengan mobil mobilan.

B. KAJIAN PUSTAKA :
Autisme adalah suatu gangguan perkembangan yang kompleks, yang biasanya muncul pada usia 1-3 tahun. Tanda-tanda autisme biasanya muncul pada tahun pertama dan selalu sebelum anak berusia 3 tahun. Autisme 2-4 kali lebih sering ditemukan pada anak laki2.
Gangguan-gangguan pada anak autis :
1. Gangguan kualitatif dalam interaksi sosial yang timbal balik.
• Minimal harus ada dua dari gejala-gejala di bawah ini. Tak mampu menjalin interaksi sosial yang cukup memadai:
kontak mata sangat kurang, ekspresi muka kurang hidup, gerak-gerik kurang tertuju.
• Tidak bisa bermain dengan teman sebaya. Tak ada empati (tak dapat merasakan apa yang dirasakan oranglain).
• Kurang mampu mengadakan hubungan sosial dan emosional yang
timbal balik.
2. Gangguan kualitatif dalam bidang komunikasi. Minimal harus adasatu dari gejala-gejala di bawah ini:
• Perkembangan bicara terlambat atau sama sekali tak berkembang.Anak tidak berusaha untuk berkomunikasi secara non-verbal. Bila anak bisa bicara, maka bicaranya tidak dipakai untuk berkomunikasi.
• Sering menggunakan bahasa yang aneh dan diulang-ulang.
• Cara bermain kurang variatif, kurang imajinatif, dan kurang dapat meniru.

3. Adanya suatu pola yang dipertahankan dan diulang-ulang dalam perilaku, minat, dan kegiatan. Minimal harus ada satu dari gejala di bawah ini:
• Mempertahankan satu minat atau lebih dengan cara yang sangat khas dan berlebihan.
• Terpaku pada suatu kegiatan yang ritualistik atau rutinitas yang tidak ada gunanya.
• Ada gerakan-gerakan aneh yang khas dan diulang-ulang.
• Seringkali sangat terpukau pada bagian-bagian benda.
Sebelum umur 3 tahun tampak adanya keterlambatan atau gangguan dalambidang:
a. interaksi sosial,
b. bicara dan berbahasa,
c. cara bermain yang monoton, kurang variatif.
Autis bukan disebabkan oleh Sindroma Rett atau Gangguan. Disintegratif Masa Kanak. Namun, kemungkinan kesalahan diagnosis selalu ada, terutama pada autis ringan. Hal ini biasanya disebabkan karena adanya gangguan atau penyakit lain yang menyertai gangguan autis yang ada, seperti retardasi mental yang berat atau hiperaktivitas.
Autis memiliki kemungkinan untuk dapat disembuhkan, tergantung dari
berat tidaknya gangguan yang ada. Berdasarkan kabar terakhir, diIndonesia ada 2 penyandang autis yang berhasil disembuhkan, dan kini dapat hidup dengan normal dan berprestasi. Di Amerika, dimana penyandang autis ditangani secara lebih serius, persentase kesembuhannya lebih besar.
Autis bisa kelihatan dari anak berumur 6 bulan. Tanda2 awal, adalah saat kita panggil dia tidak sama sekali merespon, tidak ada tanggapan. Pokoknya kalau sudah begitu kita harus sedkit waspada untuk segera konsultasi ke DSA.


Sifat-sifat yang biasa ditemukan pada anak autis:

# Sulit bergabung dengan anak-anak yang lain
# Tertawa atau cekikikan tidak pada tempatnya
# Menghindari kontak mata atau hanya sedikit melakukan kontak mata
# Menunjukkan ketidakpekaan terhadap nyeri
# Lebih senang menyendiri, menarik diri dari pergaulan, tidak membentuk hubungan pribadi yang terbuka
# Jarang memainkan permainan khayalan
# Memutar benda
# Terpaku pada benda tertentu, sangat tergantung kepada benda yang sudah dikenalnya dengan baik
# Secara fisik terlalu aktif atau sama sekali kurang aktif
# Tidak memberikan respon terhadap cara pengajaran yang normal
# Tertarik pada hal-hal yang serupa, tidak mau menerima/mengalami perubahan
# Tidak takut akan bahaya
# Terpaku pada permainan yang ganjil
# Ekolalia (mengulang kata-kata atau suku kata)
# Tidak mau dipeluk
# Tidak memberikan respon terhadap kata-kata, bersikap seolah-olah tuli
# Mengalami kesulitan dalam mengungkapkan kebutuhannya melalui kata-kata, lebih senang meminta melalui isyarat tangan atau menunjuk
# Jengkel/kesal membabi buta, tampak sangat rusuh untuk alasan yang tidak jelas
# Melakukan gerakan dan ritual tertentu secara berulang (misalnya bergoyang-goyang atau mengepak-ngepakkan lengannya)
# Anak autis mengalami keterlambatan berbicara, mungkin menggunakan bahasa dengan cara yang aneh atau tidak mampu bahkan tidak mau berbicara sama sekali. Jika seseorang berbicara dengannya, dia akan sulit memahami apa yang dikatakan kepadanya. Anak autis tidak mau menggunakan kata ganti yang normal (terutama menyebut dirinya sebagai kamu, bukan sebagai saya).
# Pada beberapa kasus mungkin ditemukan perilaku agresif atau melukai diri sendiri.
# Kemampuan motorik kasar/halusnya ganjil (tidak ingin menendang bola tetapi dapat menyusun balok).

Gejala-gejala tersebut bervariasi, bisa ringan maupun berat. Selain itu, perilaku anak autis biasanya berlawanan dengan berbagai keadaan yang terjadi dan tidak sesuai dengan usianya.

Penyebab Autisme Anak

Sepuluh tahun yang lalu penyebab autisme belum banyak diketahui dan hanya terbatas pada faktor psikologis saja. Tetapi sekarang ini penelitian mengenai autisme semakin maju dan menunjukkan bahwa autisme mempunyai penyebab neurobiologist yang sangat kompleks. Gangguan neurobiologist ini dapat disebabkan oleh interaksi faktor genetik dan lingkungan seperti pengaruh negatif. Banyak faktor yang menyebabkan pengaruh negatif selama masa perkembangan otak , antara lain ; penyakit infeksi yang mengenai susunan saraf pusat, trauma, keracunan logam berat dan zat kimia lain baik selama masa dalam kandungan maupun setelah dilahirkan, gangguan imunologis, gangguan absorpsi protein tertentu akibat kelainan di usus
Gen Penyebab Autis Ditemukan
Setelah sekian lama dinanti akhirnya para ilmuwan berhasil menemukan gen penyebab autisme setelah melakukan pengamatan terhadap 1200 keluarga yang memiliki riwayat keturunan anak autis.
Sebelum ini banyak spekulasi yang beredar mengenai penyebab autis, baik karena faktor genetik, lingkungan, hingga imunisasi. Namun itu pun tidak bisa menjelaskan faktor spesifik penyebab gangguan autistik pada seorang anak.
Untuk menjawab misteri tersebut, para ilmuwan melakukan riset terhadap 1200 keluarga dengan melibatkan 120 ilmuwan dari 50 lembaga di lebih dari 19 negara. Bisa jadi ini merupakan penelitian terbesar yang pernah dilakukan di dunia.
Seperti dilaporkan dalam jurnal Nature Genetics, penelitian ini berhasil menemukan kromosom 11 dan gen khusus yang bernama neurexin 11 sebagai biang keladi penyebab autis. Sebelumnya para ahli menduga kesalahan dalam cetak biru genetis sebagai penyebab autis.
Di dalam sel manusia, DNA ada di dalam inti sel dan mitokondria. Di dalam inti sel, DNA membentuk untaian kromosom. Setiap sel manusia normal memiliki 46 kromosom yang terdiri dari 22 pasang kromosom somatik dan sepasang kromosom seks.
Neurexin merupakan bagian dari keluarga gen yang membantu komunikasi sel syaraf. Nah, menurut para ilmuwan gen ini memainkan peran penting dalam terjadinya sindrom autis.
Penelitian yang cukup fenomenal ini dimulai sejak tahun 2002 ketika para ilmuwan dari seluruh dunia mengumpulkan hasil penelitian mereka. Penelitian ini kemudian diberi nama Autism Genome Project.
Dalam risetnya, tim peneliti menggunakan teknologi chip gen untuk melihat kesamaan genetik di antara orang-orang autis. Teknologi ini dikembangkan oleh organisasi nirlaba Autism Speak dan departemen kesehatan Amerika Serikat.
Meski menyambut gembira hasil penemuan ini, namun menurut Profesor John Burn dari Institute of Human Genetic di universitas Newcastle, AS, penyebab autis sangat rumit. "Penyebabnya karena interaksi antara beberapa gen, sehingga jika satu gen berhasil ditemukan belum cukup untuk menjawab teka-teka ini. Tapi hasil ini bisa menjadi langkah yang terang untuk pengembangan obat yang spesifik," katanya.
Biro sensus Amerika mendata di tahun 2004 ada 475.000 penyandang autis di Indonesia. Ditengarai, setiap hari, satu dari 150 anak yang lahir menderita autis. Padahal, pada tahun 1970-an anak penyandang autis satu dibanding 10.000 kelahiran.
C. SEBAB-SEBAB KASUS :

Pebri terkena autis disebabkan oleh adanya faktor gen. Pada usia 1 tahun pebri sudah terkena penyakit autis ringan, hal ini disebabkan karena pada usia tersebut ia mengalami demam panas yang tinggi yang menyebabkan adanya gangguan autis yang ada.
Selain itu kurangnya perhatian dari orang tua, karena orang tuanya sibuk bekerja, sehingga perhatian yang diberikan untuk pebri hanya sedikit, sehingga orang tuanya jarang mengajak dia berkomunikasi. Dia lebih sering berinteraksi dengan TV dan minan-mainan kesukaannya, misalnya mobil-mobilan. Dia hanya ditemani oleh neneknya.

BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN
Pebri Saputra mengalami penyakit autis karena disebabkan oleh adanya faktor gen dari orang tua. Sejak usia 1 tahun, ia telah terkena autis eruingan mengalami demam panas yang tinggi yang yang menyebabkan adanya gangguan autis yang ada. Selain itu kurangnya faktor perhatian dan interaksi dari orang tua.

B. SARAN
Sebaiknya para orang tua harus memberikan perhatian yang cukup terhadap anak, sehingga mereka tahu bagaimana perkembangan anak yang sesuai dengan usianya, misalnya dari cara anaknya berbicara, perkembangan emosionalnya serta kemampuan anak dalam berinteraksi dengan teman-temannya, sehingga apabila terdapat suatu kelainan atau keanehan pada sikap yantg ditimbulkan oleh anaknya, hal tersebut dapat ditangani dengan cepat.

DAFTAR PUSTAKA

http://www. angelfire.com/mt/matrixs/psikologi.htm#Mengenal%20Autisme Dokter Sehat
© Dr.SuriViana- www.infoibu.com
www.parenting.co.id © 2009 Hak Cipta Oleh Parenting Indonesia
www.bbc.com

This entry was posted on 01.18 and is filed under . You can leave a response and follow any responses to this entry through the Langganan: Posting Komentar (Atom) .

0 komentar